Selasa, 19 April 2016

Mendidik Anak Dengan Cerita

Mendidik Anak dalam Cerita

Mendidik anak adalah tugas terpenting bagi orang tua. Namun tak sedikit para orangtua yang belum paham bagaimana cara mendidik anak yang tepat. Cara mendidik anak bisa dilakukan melalui beragam cara, salah satunya mendidik anak melalui cerita. 


Yup para orangtua jangan sampai melewatkan cara ini. Selain dapat mempererat kedekatan antara anak dengan orangtua, dengan cara mendidik melalui cerita dapat bermanfaat bagi perkembangan buah hati Anda diantaranya mengembangkan daya imajinasi anak, meningkatkan keterampilan dalam berbahasa, membangkitkan minat baca anak, membangun kecerdasan emosional anak, dan membentuk rasa empati anak

Seperti yang saya rangkum dalam buku Mendidik Melalui Cerita, karya Dr Abdul Aziz Abdul Majid dijelaskan bahwa. Anak mulai dapat mendengarkan cerita sejak ia dapat memahami apa yang terjadi disekelilingnya, dan mampu mengingat apa yang disampaikan orang kepadanya. Hal itu biasanya terjadi pada akhir usia tiga tahun. Pada usia ini anak mampu mendengarkan dengan baik dan cermat cerita pendek yang sesuai untuknya, yang diceritakan kepadanya. Ia bahkan akan meminta cerita tambahan

Namun ada sebagian cerita yang mengandung unsur-unsur negatif. Hal ini barangkali akan memberikan pengaruh negatif bagi pendidikan anak , karena informasi dan peristiwa yang terkandung dalam cerita-cerita ini akan berpengaruh pada pembentukan moral dan akal anak, dalam kepekaan rasa, imajinasi, dan bahasanya, kecuali jika kita menghindarkan yang negatif tadi atau memperbaikinya 

Dalam cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berpengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Dari sinilah tumbuh kepentingan untuk mengambil manfaat dari cerita, pentingnya memilih cerita, dan bagaimana menyampaikannya pada anak. Oleh karena itu, penetapan pelajaran bercerita pada masa awal sekolah dasar adalah bagian terpenting dari pendidikan 
(sumber : Buku Mendidik Melalui Cerita, karya Dr Abdul Aziz Abdul Majid )

Di era modern ini, penyampaian serta pengemasan cerita anak menjadi lebih menarik. Baik dari isi cerita , bentuk tampilan buku cerita anak, serta media penyampaian cerita anak. 
Contoh Tampilan Buku Cerita
diambil dari Google gambar

Contoh Tampilan Buku Cerita
diambil dari Google gambar


Contoh media penyampaian cerita melalui aplikasi Android
diambil dari Google gambar

Contoh Tampilan Buku Cerita Pop Up
diambil dari Google gambar

Pentingnya mendidik anak melalui cerita, justru menjadi indikator bagi beberapa lembaga pendidikan untuk diterapkan dalam pendidikan anak, salah satunya Bimo Sang Juara, melalui program LIMOSIN (Liburan Motivasi dan Bermain)ini dapat menyampaikan sebuah cerita petualangan anak kedalam konsep wisata liburan. Cerita petualangan menjadi tema untuk melewati berbagai kegiatan, rintangan, serta fun games di LIMOSIN. Tentu dengan cara ini dapat mengembangkan daya imajinasi anak, membangun kecerdasan emosional, dan membentuk rasa empatinya. 

Kegiatan ini diikuti oleh anak di tingkat TK dan SD, tingkat ini menjadi fase awal belajar anak, karena Tingkat TK atau SD menjadi tempat pertama anak-anak memperoleh pendidikan dan menjadi dasar bagi pendidikan yang lain. Ditingkat ini anak lebih cepat mendapat pengaruh dan lebih mudah dibentuk pribadinya

Dari kegiatan LIMOSIN Bimo SangJuara, anak tak hanya merasakan dan melakukan petualangan dalam kegiatan LIMOSIN, tapi dia juga akan mendapatkan Merchandise LIMOSIN yaitu sebuah buku cerita yang diperankan oleh dirinya sendiri selama berpetualang di LIMOSIN. Hal Ini bisa menjadi poin plus serta pilihan bagi orangtua dalam mendidik anak melalui cerita. 

Contoh Merchandise Buku Cerita LIMOSIN

Sabtu, 16 April 2016

3 Waktu Yang Tepat untuk Membimbing Anak

Waktu yang Tepat untuk Membimbing Anak
Dalam membimbing anak, orangtua harus mampu memilih waktu yang tepat agar bimbingan yang diberikan itu membuahkan hasil yang diharapkan. Pemilihan waktu yang tepat akan mempermudah dan memperingan pendidikan.

Hati itu selalu berubah-ubah dan berbolak-balik. Jika kedua orangtua mampu memilih waktu yang tepat di mana ketika itu si anak sedang mudah menerima bimbingan orangtuanya, maka ketika itu orangtua akan merasakan keuntungan yang besar dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran terhadap anak.

Rasulullah saw sangat jeli di dalam mempertimbangkan waktu dan tempat yang sesuai untuk membimbing anak. Beliau pandai mengambil faedah dari waktu dan tempat di dalam menyampaikan ilmu kepada anak, dalam meluruskan perilakunya yang keliru, juga di dalam membina perilaku yang lurus dan benar. Nabi saw memberikan tiga waktu yang tepat untuk membimbing anak.

1. Ketika berwisata, dalam perjalanan, dan di atas kendaraan.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi disebutkan bahwa Ibnu Abbas ra berkata, "Ketika aku sedang membonceng Nabi saw dalam suatu perjalanan, maka beliau bersabda kepadaku, 'Nak!..... dan seterusnya. (Al-Hadist)

Hadist ini menunjukkan bahwa nasihat yang diberikan oleh Nabi saw ini adalah ketika beliau di dalam perjalanan. Di saat berjalan kaki atau maupun menaiki kendaraan. Nasihat beliau itu tidak disampaikan pada suatu ruangan tertentu akan tetapi berada di alam bebas. Sehingga anak bisa menerima pesan ini dengan utuh serta lebih mudah untuk menerima nasihat dan bimbingan.

Bahkan Rasulullah pernah menggendong anak ketika sedang berjalan. Sebab, dalam situasi seperti itu sang anak lebih mudah mendapatkan pengaruh dari bimbingan yang diberikan oleh orang yang bersamanya.

2. Waktu makan
Ini adalah waktu yang harus mendapat perhatian ekstra, karena anak yang sedang mulai membentuk perangai tersebut tidak berdaya dikuasai keinginan yang sangat kuat untuk segera makan sehingga terkadang dia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik ataupun melakukan tindakan-tindakan yang tidak patut. Jika kedua orangtua tidak menemaninya ketika makan dan berusaha meluruskan kesalahan-kesalahan mereka, maka anak akan terbiasa berperangai tidak baik. Di samping itu jika orangtua tidak mau duduk menemani anaknya ketika sedang makan, maka mereka akan kehilangan waktu yang tepat untuk mengajarkan sesuatu kepada anak.

Nabi saw sendiri pernah makan bersama anak-anak, lalu beliau melihat beberapa kekeliruan yang kemudian beliau luruskan dengan cara yang sangat bijak. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat berkesan terhadap akal dan jiwa anak agar bisa memperbaiki dan meluruskan kesalahan yang dilakukannya di kemudian hari.

3. Ketika anak sedang sakit
Sakit bisa membuat lunak hati orang dewasa yang berperangai kasar, lalu bagaimana halnya dengan anak-anak yang hati mereka masih penuh dengan kelembutan dan mudah menerima sesuatu yang masuk padanya? Seorang anak yang sedang sakit berarti punya dua kelembutan, yaitu kelembutan fitrahnya sebagai anak itu sendiri dan juga fitrah kelembutan hati serta jiwanya ketika dia sedang sakit. Dengan demikian dia sangat mudah dibina dan diluruskan kesalahannya jika ada, hingga dalam masalah keyakinan atau aqidahnya. 

Rasulullah saw sendiri yang telah mengarahkan kita untuk memperhatikan hal ini. Beliau pernah mengunjungi seorang anak yahudi yang sedang sakit lalu mengajaknya agar mau masuk islam. Kunjungan beliau itu ternyata merupakan kunci hidayah bagi anak tersebut.

*Anak Yahudi ini telah menjadi pelayan Nabi saw, namun selama itu beliau belum mengajaknya kepada Islam sampai akhirnya tiba waktunya yang tepat untuk mendakwahinya.

Maka dari itu hendaknya kita pun meneladani beliau dalam mendakwahi anak, memang harus bersabar dan tabah dalam berdakwah sampai akhirnya tiba saatnya yang tepat untuk menanamkan benih-benih keimanan agar dia bisa tumbuh dalam pendidikan yang baik.

Sumber : buku "Cinta Nabi saw untuk Si Buah Hati" - Muhammad Suwaid