Sabtu, 16 April 2016

3 Waktu Yang Tepat untuk Membimbing Anak

Waktu yang Tepat untuk Membimbing Anak
Dalam membimbing anak, orangtua harus mampu memilih waktu yang tepat agar bimbingan yang diberikan itu membuahkan hasil yang diharapkan. Pemilihan waktu yang tepat akan mempermudah dan memperingan pendidikan.

Hati itu selalu berubah-ubah dan berbolak-balik. Jika kedua orangtua mampu memilih waktu yang tepat di mana ketika itu si anak sedang mudah menerima bimbingan orangtuanya, maka ketika itu orangtua akan merasakan keuntungan yang besar dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran terhadap anak.

Rasulullah saw sangat jeli di dalam mempertimbangkan waktu dan tempat yang sesuai untuk membimbing anak. Beliau pandai mengambil faedah dari waktu dan tempat di dalam menyampaikan ilmu kepada anak, dalam meluruskan perilakunya yang keliru, juga di dalam membina perilaku yang lurus dan benar. Nabi saw memberikan tiga waktu yang tepat untuk membimbing anak.

1. Ketika berwisata, dalam perjalanan, dan di atas kendaraan.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi disebutkan bahwa Ibnu Abbas ra berkata, "Ketika aku sedang membonceng Nabi saw dalam suatu perjalanan, maka beliau bersabda kepadaku, 'Nak!..... dan seterusnya. (Al-Hadist)

Hadist ini menunjukkan bahwa nasihat yang diberikan oleh Nabi saw ini adalah ketika beliau di dalam perjalanan. Di saat berjalan kaki atau maupun menaiki kendaraan. Nasihat beliau itu tidak disampaikan pada suatu ruangan tertentu akan tetapi berada di alam bebas. Sehingga anak bisa menerima pesan ini dengan utuh serta lebih mudah untuk menerima nasihat dan bimbingan.

Bahkan Rasulullah pernah menggendong anak ketika sedang berjalan. Sebab, dalam situasi seperti itu sang anak lebih mudah mendapatkan pengaruh dari bimbingan yang diberikan oleh orang yang bersamanya.

2. Waktu makan
Ini adalah waktu yang harus mendapat perhatian ekstra, karena anak yang sedang mulai membentuk perangai tersebut tidak berdaya dikuasai keinginan yang sangat kuat untuk segera makan sehingga terkadang dia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik ataupun melakukan tindakan-tindakan yang tidak patut. Jika kedua orangtua tidak menemaninya ketika makan dan berusaha meluruskan kesalahan-kesalahan mereka, maka anak akan terbiasa berperangai tidak baik. Di samping itu jika orangtua tidak mau duduk menemani anaknya ketika sedang makan, maka mereka akan kehilangan waktu yang tepat untuk mengajarkan sesuatu kepada anak.

Nabi saw sendiri pernah makan bersama anak-anak, lalu beliau melihat beberapa kekeliruan yang kemudian beliau luruskan dengan cara yang sangat bijak. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat berkesan terhadap akal dan jiwa anak agar bisa memperbaiki dan meluruskan kesalahan yang dilakukannya di kemudian hari.

3. Ketika anak sedang sakit
Sakit bisa membuat lunak hati orang dewasa yang berperangai kasar, lalu bagaimana halnya dengan anak-anak yang hati mereka masih penuh dengan kelembutan dan mudah menerima sesuatu yang masuk padanya? Seorang anak yang sedang sakit berarti punya dua kelembutan, yaitu kelembutan fitrahnya sebagai anak itu sendiri dan juga fitrah kelembutan hati serta jiwanya ketika dia sedang sakit. Dengan demikian dia sangat mudah dibina dan diluruskan kesalahannya jika ada, hingga dalam masalah keyakinan atau aqidahnya. 

Rasulullah saw sendiri yang telah mengarahkan kita untuk memperhatikan hal ini. Beliau pernah mengunjungi seorang anak yahudi yang sedang sakit lalu mengajaknya agar mau masuk islam. Kunjungan beliau itu ternyata merupakan kunci hidayah bagi anak tersebut.

*Anak Yahudi ini telah menjadi pelayan Nabi saw, namun selama itu beliau belum mengajaknya kepada Islam sampai akhirnya tiba waktunya yang tepat untuk mendakwahinya.

Maka dari itu hendaknya kita pun meneladani beliau dalam mendakwahi anak, memang harus bersabar dan tabah dalam berdakwah sampai akhirnya tiba saatnya yang tepat untuk menanamkan benih-benih keimanan agar dia bisa tumbuh dalam pendidikan yang baik.

Sumber : buku "Cinta Nabi saw untuk Si Buah Hati" - Muhammad Suwaid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar